RSS

ASTA BRATA DALAM KEPEMIMPINAN HINDU

A.    PENGERTIAN ASTA BRATA
Di bangku kuliah, kita diajarkan manajemen, yang sebagian besar mengadopsi ajaran-ajaran dari bangsa Barat. Apakah bangsa Timur tidak mewariskan ajaran-ajaran kepemimpinan yang dapat digunakan untuk memimpin negara menuju kesejahteraan dan kemakmuran rakyat?. Setelah saya coba buka-buka buku dan sejarah ternyata Bangsa Timur tidak kalah dengan bangsa Barat. Bangsa kita pun (Timur) telah mewariskan banyak ilmu-ilmu manajemen.  Salah satunya adalah ASTA BRATA  yang telah diterapkan di bumi nusantara ini sejak ribuan tahun silam hingga negeri ini sempat mengalami kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

Ramayana
Sebuah Sastra Weda yang telah digubah dengan bentuk Kakawin/Kakawin Ramayana Bab I Sloka 3 menyebutkan :
Gunamanta Sang Dasaratha, Wruh Sira ring Weda, Bhakti ring Dewa Tan Marlupeng pitra puja, masih ta sireng swagotra kabeh.
Maksudnya : Bahwa Raja Dasaratha adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci Weda, taat beragama, Bhakti kepada Tuhan dan tidak melupakan leluhur/pendahulu-pendahulunya serta adil dan mengasihi seluruh rakyatnya.
Raja berputrakan Sri Rama ini adalah seorang pemimpin yang patut dijadikan panutan. Artinya seorang pemimpin harus menguasai : ilmu pengetahuan & teknologi, agama, taat kepada Tuhan, hormat kepada para pahlawan dan pendahulu-pendahulunya, adil serta sayang kepada rakyatnya. Asta Brata



Asta Brata artinya delapan ajaran utama tentang kepemimpinan yang merupakan petunjuk Sri Rama kepada Bharata (adiknya) yang akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya. Asta Brata disimbulkan dengan sifat-sifat mulia dari alam semesta yang patut dijadikan pedoman bagi setiap pemimpin, yaitu :
  1. Indra Brata
Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra yaitu sebagai dewa hujan. Hujan adalah sumber kemakmuran, karena tanpa hujan tumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup. Seorang pemimpin hendaknya seperti hujan yaitu senantiasa mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya dan dalam setiap tindakannya dapat membawa kesejukan dan penuh kewibawaan.
Petikan dari kekawin Ramayana :
Nihan bratani sang hyang Indra lapen, siran hudan
aken tumpraping jagat, Sirast tuladen ta indra brata,
Sudana ya hudan ta rat maniyabi.
Artinya :
Inilah lakunya Hyang Indra yang hendaknya kau ambil. Ia mendatangkan hujan dan menentramkan dunia. Sifat dan lakunya Hyang Indra itulah hendaknya kau ambil, (kau turuti), hendaknya kamu menghujankan hadiah yang banyak hingga merata pada segenap rakyat.
 
  1. Yama Brata
Yama adalah penegak kebenaran dan keadilan. Seorang pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Yama yaitu menegakkan kebenaran dan keadilan, memberikan hukuman atau peraturan  yang sesuai dengan kesalahan yang diperbuat demi mengayomi masyarakat. Menjadi pemimpin harus bertindak objektif.
     Petikan dari Kekawin Ramayana :
Yama brata dumanda karmaphala,
Sirekana malung maling yar pejah,
Umilwa kisa malwa nolah salah,
Asing umawarang sarat prih pati
Artinya :
Laku Hyang Yama ialah menghukum perbuatan jahat, ia memukili pencuri-pencuri bahkan sampai mati. Demikian pula hendaknya kamu ikut memukili semua perbuatan salah. Singkirkanlah semua orang yang berusaha merintangi.
 





3.      Surya Brata
Surya atau Matahari adalah sinar Maha agung, daripadanya segala kehidupan mungkin bertahan dan berkelanjutan. Surya juga dikatakan sebagai Saksi Agung Tri Bhuwana, tidak ada satupun kejadian didunia ini yang tidak beliau ketahui. Itulah makna mantra Surya Raditya yang menyatakan bahwa Dewa Surya adalah saksi dari segala perbuatan manusia, baik perbuatan buruk maupuk baik, subha dan asubha karma. Surya adalah Sinar yang paling utama di dunia, menyinari seluruh jagad raya tanpa kecuali.
Dalam kepemimpinan Hindu, sifat Dewa Surya yang harus diteladani adalah memberikan sinar kehidupan bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali. Kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah tugas seorang pemimpin. Di samping itu seorang pemimpin harus taat akan waktu dan tepat waktu , dan seperti sang surya yang tidak pernah berhenti ‘bekerja’ menyinari alam sepanjang waktu. Seorang pemimpin harus mampu menjadi inspirasi, energi untuk memotivasi dan menjadi contoh disiplin kepada bawahannya dan mampu  menumbuhkembangkan daya hidup rakyatnya untuk membangun bangsa dan negara, dengan memberikan bekal lahir dan bathin untuk dapat berkarya secara maksimal menurut swadharma atau bidang tugasnya masing-masing.
Petikan Kekawin Ramayana :
            Bhatara Rawi mangisep wwai lana,
Ndatan Kara sanaih-sanaih denira
Samangkana ketat alap pangguhen,
Tatar gelasa yeka Surya brata.
Artinya :
Bhatara Surya (matahari) selalu mengisap air tiada hentinya, perlahan-lahan, demikian tindakannya. Demikianlah hendaknya di dalam mengambil sesuatu, hasil atau keputusan. Janganlah tergesa-gesa, seperti laku Dewa Surya.
 





                             

4.      Candra Brata
Candra atau Bulan adalah Dewa yang menyinari di kala malam hari. Malam adalah saat gelap, sisi gelap kehidupan manusia. Bulan adalah sinar, tetapi tidak pernah memberikan rasa panas bagi yang disinari berbeda dengan Matahari. Keduanya, antara sisi gelap dan bulan selalu berdampingan karena Bulan tidak pernah hadir saat siang, dia selalu hadir saat malam.
Sikap dan  penampilan cahaya beliau yang halus dan menyejukkan dengan senyum yang amat manis, begitu teduh bak tersiram air surgawi bagi yang menikmati sinarnya. Di samping itu dengan kelemahlembutan sinar beliau mampu memberi penerangan dan tuntunan bagi orang yang sedang tersesat dalam kegelapan. Cahaya rembulan  mampu menumbuhkan semangat dan harapan di tengah kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk membangkitkan semangat rakyatnya, walau dalam kelamnya duka karena bencana. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan kesejukan dan kenyamanan suasana, mampu memberi tuntunan dan pencerahan rakyatnya.
Dalam skup yang lebih kecil misalnya dalam organisasi kelurahan, seorang lurah wajib mengerti kesusahan yang menimpa staff atau warga kelurahan dan mampu memberikan solusi bagi kesusahan mereka atau setidaknya memberikan penerangan dan kekuatan mental kepada yang sedang tertimpa kesusahan. Di samping itu, Bulan juga menyimbolkan sinar kesejukan. Tutur kata dan perbuatan seorang pemimpin haruslah menyejukkan bagi rakyatnya. Jadi, nilai etika Hindu dalam kepemimpinan Candra Brata adalah memberikan kesejukan bagi rakyatnya, menghilangkan keresahan yang menimpa rakyat.
Petikan kekawin Ramayana :
Sasi brata humarsukang rat kabeh,
ulah ta mardu komala yan katon,
guyun ta mamanis ya tulyamrta,
Asing matuhan panditat swargatan.
Artinya :
Laku dewa bulan ialah menggembirakan seluruh dunia, seperti bulan itulah hendaknya tingkah lakunya kelihatan lemah lembut. Hendaknya senyummu manis seperti Amarta. Semua orang tua-tua dan cerdik pandai kamu hormati dengan selayaknya.
 



                        
                          


5.      Vayunila Brata ( Maruta)
            Bayunila Brata ialah dimaksudkan agar seorang pemimpin memiliki sifat-sifat sebagaimana halnya seperti angin yang dapat memasuki semua tempat sampai yang sekecil mungkin, dalam menerima data atau laporan-laporan hendaknya menyelidiki juga kebenarannya, sedapat mungkin dari sumber yang paling bawah sekalipun, tanpa harus diketahui oleh masyarakat. Jadi maksudnya pemimpin sewaktu-waktu mencari data langsung untuk mengetahui keadaan masyarakat yang sebenarnya secara diam-diam. Sesuai dengan sifat angin yang dapat dating di mana-mana tanpa diketahui terlebih dahulu, demikian lah ajaran bayu brata, agar pemimpin di dalam mengetahui bawahannya tidak hanya menempuh jalan yang formal-formal saja.
Petikan kekawin Ramayana :
Haninta ta kita yat paninte ulah,
Kuwehana buddhi ning rat kabeh,
Sucara yap anon ta satan katon,
Ya dibyaguna suksma bayu brata
Artinya :
Hendaknya kamu meniru laku seperti dewa angin, jika seperti perbuatan-perbuatan masyarakat terutama terutama perbuatan jahat hendaknya kamu dapat ketahui, tanpa diketahui masyarakat. Demikian sifat-sifat dewa angin, luhur dan tidak tampak oleh siapa pun langkah-langkahnya.
 


  



6.      Bhumi ( Danada) Kuwera Brata
            Kuwera Brata sering juga disebut dengan nama Dhanaba Brata yang memiliki arti yaitu sebagai dewa kekayaan atau dewa uang. Dengan Kuwera Brata maksudnya adalah agar setiap pemimpin tahu mempergunakan uang dengan baik agar tidak terjadi pemborosan. Di samping itu pemimpin harus rapi baik dalam berpakaian maupun bertindak. Dengan berpakaian yang rapi menunjukkan bahwa pemimpin selalu memperhatikan dan mengatur dirinya, sehingga tidak timbul kesan bahwa pemimpin tidak dapat mengatur dirinya sendiri. Inilah salah satu aspek kepemimpinan yang menyangkut hubungan atasan dengan bawahan atau personal relation yang merupakan bagian dari public relation. Sikap rapi atau sikap cermat dan teliti dari seorang pemimpin bukan hanya dilihat pada cra berpakaiannya, tetapi juga pada hal–hal lainnya dalam kegiatan sehari-hari. Demikianlah sifat-sifat dari kuwera brata yang menekankan pada kecermatan, ketelitian dan kerapian pada setiap penampilan dan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
Petikan kekawin Ramayana :
Mamuk syan upabhaga sinambi inak,
Taman panepeneng pangan mwang inum,
Mamandanda dnabusana mahyasa,
Nahan ta dhana brata nung tirun.
Artinya :
Kecaplah serba kenikmatan dan keindahan, dan aturlah di dalam makan maupun minum, berpakaianlah yang rapid an pakailah perhiasan yang pantas. Demikianlah laku Dewa Dhanaba yang hendaknya kau tiru.





                              
7.      Baruna Brata
Baruna adalah dewa laut, laut adalah simbol keluasan tanpa batas. Laut adalah penamping semua kekotoran yang dibawa oleh aliran sungai, tetapi laut tidak pernah terkotori malahan mampu menyucikan semua kotoran itu. Demikianlah pikiran seorang pemimpin, pemimpin haruslah berpikiran luas, mampu menampung semua kesalahan-kesalahan, kejahatan-kejahatan yang dilakukan atau ditimpakan kepada dirinya dan selanjutnya mensucikan semua kekotoran itu sehingga semua menjadi suci. Seorang pemimpin tidak layak memvonis bahwa rakyatnya yang berlaku tidak baik selamanya akan tidak baik, melainkan memberikan bimbingan terus menerus kepada mereka sehingga nantinya menjadi orang baik.
Lautan luas tak bertepi, setiap hari menampung apa saja (air dan sampah) dari segala penjuru, dan membersihkan segala kotoran yang dibuang ke pinggir pantai. Bagi yang memandang laut, yang terlihat hanya kebeningan air dan timbulkan ketenangan. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan hati dan pandangan, dapat menampung semua aspirasi dari siapa saja, dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan pengertian terhadap rakyatnya.
Petikan kekawin Ramayana :
            Bhatara Baruna angega sanjata
            Mahawisaya nagapasa ngapus
            Sira ta tuladen ta pasa brata
            Kita mapusanang watek durjana.
Artinya:
Dewa Baruna memegang senjata,
Nagapasah yang sangat berbisa dan mengikat,
Dialah hendaknya kamu tiru,
Yakni dapat memusnahkan semua penjahat.



8.      Agni Brata
Agni atau api bersifat membakar. Dalam hal kepemimpinan sifat api atau agni bermakna membakar semangat rakyat untuk maju dan menuju ke arah progresif, ke masa depan yang lebih baik. Perilaku seorang pemimpin haruslah senantiasa memberikan teladan-teladan kepada anggotanya agar selalu bekerja-bekerja dan bekerja demi kemajuan organisasi yang dipimpin.

Petikan kekawin Ramayana :
Lanang sengi satru bahnibrata
Galakta rimusuh yakapuy
 Asing sahina senta sirna pasha
Ya tekana sinangguh Agni Brata
Artinya:
Laku Dewa Api adalah selalu membakar musuh,
Hendaknya kamu ganas dan tegas terhadap musuh seperti api,
Barang siapa kamu serang pasti akan kalah,
Hal seperti itulah yang dipandang sebagai laku Dewa Api.




Raja Arjuna Sasrabahu merumuskan Ilmu Kepemimpinan itu menjadi 5 kewajiban seorang pemimpin yang di sebut dengan Panca Stihiti Dharmaning Prabhu yang terdiri sebagai berikut :
1.      Tut Wuri Handayani :
seorang  pemimpin hendaknya memberikan dorongan dan motivasi untuk maju , akan tetapi tetap diawasi dari belakang.



2.      Ing Madya Mangun Karsa :
Seorang pemimpin apabila sedang berada di tengah-tengah masyarakat senatiasa berkonsolidasi .memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah untuk mufakat.
3.      Ing Ngarsa Sung Tulada :
Seorang pemimpin sebagai seorang yang terdepan dan terpandang senantiasa memberikan panutan-panutan yang baik sehingga dapat dijadikan suri teladan bagi masyarakat.
4.      Sakti Tanpa Aji :
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam mengalahkan musuh-musuhnya namun berusaha  menggunakan pendekatan pikiran (viweka) sehingga dapat menyadarkan dan selalu disegani.
5.      Maju Tanpa Bala :
Pemimpin sebagai seorang ksatria senantiasa berada di depan baik dari tenaga,waktu, materi ,pikiran,bahkan jiwanya sekalipun siap untuk dikorbankan.

Catur Kotamaning Nrpati
Catur Kotamaning Nrpati adalah empat sifat utama seorang pemimpin. Sifat-sifat itu antara lain sebagai berikut :
1.      Jnana Wisesa Suddha, yaitu seorang pemimpin hendaknya memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dan teknologi maupun ilmu pengetahuan agama ( spiritual) secara teori maupun praktek.
2.      Kaprahitaning Praja, yaitu memiliki perasaan belas kasihan kepada bawahan atau rakyat dan berusaha mengadakan perbaikan kondisi masyarakat.
3.      Kawiryan, yaitu mempunyai keberanian untuk menegakan kebenaran dan keadilan dengan prinsip berani karena benar dan takut salah.
4.      Wibhawa, yaitu memiliki kewibawaan terhadap bawahan atau rakyat , sehingga setiap perintahnya dapat dilaksanakan dan program yang di rencanakan dapat terwujud.



Catur Naya Sandhi
Catur Naya Sandhi, ialah empat sifat dan tindakan bijaksana yang hendaknya dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu :
1.      Sama ,artinya selalu mengganggap sama setiap orang baik dalam hukum maupun pemerintah dengan tidak membedakan status sosial ,jabatan, dan keturunan.
2.      Bheda, artinya pemimpin itu harus mampu membedakan aktivitas bawahan atau rakyatnya yang berjasa terhadapt bangsa atau sebagai penghianat bangsa. Dengan demikian setiap bawahan yang bersalah atau melakukan kesalahan akan mendapatkan teguran dan yang berjasa atau berprestasi akan diberikan penghargaan.
3.      Dhana, artinya pemimpin itu harus mampu megusahakan kesejahteraan bawahan, dalam menyelenggaraan perekonomian negara serta menyantuni kaum fakir miskin dengan mendirikan panti-panti sosial.
4.      Dhanda, artinya menghukum setiap orang yang bersalah dengan tidak bersifat diskriminatif , yang salah itu harus benar-benar dihukum sesuai dengan jenis dan tingkat kesalahannya.

B.     CONTOH-CONTOH KEMIMPINAN DALAM ASTA BRATA
Figur pemimpin yang ideal masa kini maupun yang akan datang adalah sesuai dengan kekawin Ramayana Bab I Sloka 3 yang menyebutkan :
Gunamanta Sang Dasaratha,
Wruh Sira ring Weda,
Tar malupeng pitra puja,
Masih to sireng swagotra kabeh,
Artinya :
Bahwa Raja Darsaratha adalah seorang pemimpin yang memahami pengetahuan suci weda. Taat beragama , bakti kepada Tuhan / Sang Hyang Widhi Wasa, tidakmelupakan leluhur, adil dan mengasihi semua rakyatnya.
Tokoh Raja seperti Dasaratha itulah yang patut di jadikan  panutan, artinyaseorang pemimpin harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,rasa agama dan keyakinan terhadap Tuhan sangat kuat, selalu hormat kepada pendahulu-pendahulunya ( pahlawan bangsa ) sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak  pernah lupa akan jasa-jasa pahlawannya, dan selalu bersifat merakyat.
Seperti yang tertuang dalam  ajaran Asta Brata dengan contoh  sebagai berikut :
1.      Indra Brata
Sifat Pemimpin  Indra Brata,seperti hujan contohnya : Seorang pemimpin memberikan bantuan dan pelayanan . hal ini di gambarkan seperti jatuhnya  air hujan dari langit apakah itu berupa lahan basah atau kering , apakah berupa daratan atau lautan tetap mendapakan jatah hujan dari langit.

2.      Yama Brata
Sifat Pemimpin Yama Brata, contohnya : dalam hal penegak hukum bagi mereka yang melanggar hukum harus mendapatkan ganjaran hukum bukan untuk dilindungi dengan berbagai dalih dan alasan agar terhindar dari jeratan hukum .
Misalnya: Ambrozi yang tersangka kasus BOM Bali yang telah di jatuhi hukuman atau divonis hukuman mati.

3.      Surya Brata
Sifat Pemimpin Surya Brata, contohnya : Dewa Surya sebagai sumber energi yang dimaksudkan adalah sebagai sumbernya ide gagasan, gagasan dari pemerintah agar dapat bersaing dan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya.

4.      Candra Brata
Sifat Pemimpin Candra Brata, contohnya : dengan penuh kelembutan dan gelapnya malam mampu menjadi terang, artinya masyarakat yang tidak berdaya kemudian diberdayakan agar dapat hidup layak.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah mendidrikan sekolah-sekolah dengan program wajib belajar 9 tahun.


5.      Vayunila Brata (Maruta)
Sifat Pemimpin Vayu Brata, contohnya seorang pemimpin harus sering berada di tengah-tengah masyarakat, sering turun ke bawah bukan menerima laporan “ABS”  (Asal Bapak Senang). Demikian pula dengan mengintensifkan badan intelijen negara untuk dapat mendeteksi setiap ancama yang dapat membahayakan negara. Itulah contoh keistimewaan angin mampu tampil di segala ruang dan waktu tanpa ada yang menghalangi.

6.      Bhumi (Danada) Kuwera Brata
Sifat Pemimpin Bhumi (Danada) Kuwera Brata, contohnya seorang pemimpin harus punya prinsip, tidak mudah terombang-ambing, tidak goyah, namun mampu menjadi sandaran bagi rakyatnya.

7.      Baruna Brata
Sifat Pemimpin Baruna Brata, contohnya : sebuah samudra memiliki wawasan yg luas, mampu mengatasi setiap gejolak dengan baik, penuh kearifan & kebijaksanaan itulah sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Samudera merupakan wadah air yang memiliki sifat pemaaf, bukan pendendam. Air selalu diciduk & diambil tapi pulih tanpa ada bekasnya. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, sebagaimana sifat air dalam sebuah samudra yang siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Samudra mencerminkan jiwa yang mendukung pluralisme dalam hidup bermasyarakat yang berkarakter majemuk. Laut, betapapun luasnya, senantiasa mempunyai permukaan yang rata dan bersifat sejuk menyegarkan.

8.      Agni Brata

Sifat Pemimpin Agni Brata, contohnya : dalam manajemen modern sifat dari kepemimpinan agni brata bisa dilakukan dengan membuat inovasi-inovasi gaya kepemimpinan, misalnya mengadakan role play, refreshing, dan sebagainya yang pada dasarnya melepaskan semua kejenuhan dan membangun semangat baru dan motivasi kerja menjadi lebih baik. Api yang membakar dan menyala-nyala pun bisa diteladani oleh para pemimpin. Gaya kepemimpinan api selalu berusaha membakar semangat anggotanya. Seorang pemimpin yang bersifat api mampu memotivasi anggotanya dengan baik kepada kebaikan, memerangi kejahatan serta menghangatkan hati. Ia juga adil, memberikan kehangatan bagi siapa saja yang mendatanginya dari segala arah, tanpa membeda-bedakan golongan. Selain itu api mempunya kemampuan untuk membakar habis dan menghancur leburkan segala sesuatu yang bersentuhan dengannya. 
oLEH :
1.      Ni Wayan Nanik Suryantini                   
2.      Kadek Sri Meiyani                                 
3.      Ni Putu Karminia Ratna Dewi              
4.      I  Putu Novi Widiantra                           

0 comments:

Posting Komentar