RSS

AJARAN NITI SASTRA, RAJA NITI DAN DANDA NITI

  1. Niti Sastra
            Pengertian Nitisastra
Niti Sastra berasal dari kata Niti dan Sastra. Kata Niti berarti kebijaksanaan duniawi, etika social politik, tuntunan dan juga berarti ilmu pengetahuan tentang Negara atau ilmu bangunan politik berdasarkan ajaran agama Hindu. Berdasarkan pengertian etimologi diatas, maka pengertian Nitisastra dapat diperluas lagi yaitu ilmu yang bertujuan untuk membangun  suatu Negara baik dari segi tata negaranya,  tata pemerintahan dan tata kemasyarakatannya. Disamping hal tersebut, Nitisastra juga mengandung ajaran kepemimpinan juga bersifat umum dan praktis berlandaskan ajaran agama Hindu. Nitisastra ini bukanlah ilmu pengetahuan hanya untuk kalangan negarawan atau politisi saja tetapi juga untuk setiap orang dalam rangka memantapkan pengamalan kehidupan bernegara berdasarkan Pancasila. Nitisastra mengajarkan keadaaan warga Negara pada hokum dan kebijaksanaan Negara, menanamkan jiwa patriotisme dan kesadaran untuk membela bangsa dan Negara.


            Ajaran Niti Sastra
Mengingat ruang lingkup nitisastra demikian luasnya, maka pada uraian selanjutnya akan dibatasi pada ajaran kepemimpinan Hindu di antara Catur Pariksa, Astabrata, Pancadasa Paramiteng Prabhu, Sadwarnaning Nrpati, Panca Upaya Sandhi dan Nawanatya.
a.      Catur Pariksa
Catur Pariksa atau disebut juga Catur Naya Sandhi ini  dapat kita jumpai dalam kekawin Ramayana yang terdiri dari  :
a)      Sama, mampu mengendalikan rakyat, terutama kawan yang setia. Dalam hal ini kepemimpinan seseorang juga hendaknya berbuat adil, memandang dan berbuat sama terhadap bawahannya.
b)      Beda, mengatur/memelihara tata tertibdan dispilin pengendalai pemerintahan termasuk pemuka agama yang berbeda-beda.
c)      Dana, mengusahakan sandang, pangan dan papan untuk dapat memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
d)     Danda, menghukum secara adil kepada siapa pun yang berbuat salah.

Dalam pengertian sebagai kebijaksanaan politik Niti Sastra mencakup penyelenggaraan politik Negara yaitu politik yang dianut oleh suatu Negara., baik politik luar negeri dalam hubungan dengan Negara-negara tetangga maupun politik dalam negeri dalam usaha membina kesejahteraan rakyat. Dalam hubungan dengan politik Negara ini kitab Manawa Dharmasastra memberikan uraian diantaranya yang berhubungan dengan perang adalah sebagai berikut :
a)      Sama
Sama artinya adalah mempertahankan kedudukan sebagai sahabat. Dalam kedudukan bersahabat dua Negara tentu saling menempatkan perwakilan masing-masing, misalnya tiap-tiap Negara mempunyai duta besar pada Negara sahabatnya. Dalam keadaan demikian kedudukan kedua Negara sama, tidak ada yang rendah atau lebih berkuasa . Kedua Negara akan saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain selama salah satu pihak belum merasa lebih kuat dari yang lainnya dan belum merasa yakin mampu mengalahkan lawannya.
b)      Dana
Dana berarti hadiah atau pemberian, dalam ilmu politik dana dapat diartikan hadiah atau bantuan  untuk mengikat Negara lain agar tetap simpati dan bersahabat. Pada zaman dahulu tidak jarang dilakukan perkawinan antar putri raja  sebagai usaha untuk mempertahankan persahabatan. Di zaman modern pemberian bantuan tidak dapat dihindari dari upaya-upaya untuk menguatkan persahabatan atau setidaknya untuk tidak dimusuhi. Dalam ilmu politik, hadiah mempunyai peranan besar sehingga dapat terjadi sogok atau suap, bahkan tindakan spionase atau mata-mata karena pengaruh hadiah atau dana.

c)      Beda
Beda berarti membedakan atau diskriminasi, menurut Medhaditi beda berarti politik memecah belah. Politik memecah belah terutama untuk menghadapi musuh yang lebih kuat. Musuh yang terpecah belah akan menajdi lemah dan mudah untuk dikalahkan. Sejak zaman dahulu politik memecah belah sudah dipakai terutama oleh Negara-negara yang menganut politik penjajah, sebagaimana dalam sejarah banyak dikeathui diterapkan di daerah jajahan. Menurut kitab Manawa Dharmasastra duta beasar dapat berperan meningkatkan persahabatan atau juga dapat dimanfaatkan untuk memecah belah lawan, memecah-belah Negara lawan dengan sekutu-kutunya.
d)     Danda
Dalam istilah politik danda berarti meberikan hukuman. Dalam politik luar negeri pada zaman dahulu menghukumbiasanya dilaksanakan dengan menyerang lawan, dalam politik modern menghukum Negara lawan tidak selalu menyerang, kadangkala menghukum dengan bentuk lain seperti embargo ekonomi dan sebagainya.. Pada umumnya danda atau menghukum  dipakai atau dilaksanakan apabila tiga upaya politik pertama yaitu sama, dana, beda tidak berhasil untuk menguasai lawan. Jadi danda adalah jalan politik terakhir, yaitu dengan menyerang atau menundukan musuh dengan senjata.

b.      Panca Upaya Sandhi
Panca upaya sandhi termuat dalam lontar “Siwa budha Gama Tattwa” menjelaskan tentang lima langkah dalam memecahkan masalah. lima langkah ini merupakan lima usaha yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Rincian lima langkah tersebut antara lain :
a)      Maya
Kata “Maya” dalam bahasa Sansekerta artinya bayangan atau sesuatu yang ilusi. Dalam hubungannya dengan panca upaya sandhi maya berarti sesuatu yang berlimpah, masih kabur, belum jelas permasalahannya. Dalam memecahkan memecahkan masalah pertama-tama buatlah segala sesuatu menajdi jelas. Kumpulan data dan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.Tidak mungkin suatu pekerjaan dapat dimulai kalau persoalannya belum jelas, apalagi untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
b)      Upeksa
Kata upeksa terjadi dari kata upa dan iksa. Upa artinya sekeliling, Iksa artinya melihat-lihat. Upeksa berarti melihat sekeliling atau mencermati sekelilingnya. Dalam hubungan ini upeksa berarti mengadakan analisis yang mendalam tentang data-data yang telah terkumpul. Analisis diarahkan untuk mendukung proses berikutnya dalam pemecahan masalah itu.
c)      Indra Jala
Indra jala maksudnya adalah merumuskan beberapa alternative yang memungkinkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Rumusan alternative sudah dilengkapi pertimbangan-pertimbangan baik buruk untung rugi dari setiap alternative.
d)     Wikrama
Wikrama artinya langkah atau gerakan. Setelah mempertimbangkan berbagai alternative dalam tahapan Indrajala, maka pada tahapan Wikrama adalah mengambil keptutsan untuk memilih salah satu alternative yang dirumuskan sebelumnya. Setelah danya pengambilan keputusan untuk menulih salah satu dari alternative yang dirumuskan sebelumnya. Setelah adanya pengambilan keputusan yang memilih salah satu alternative maka tahapan berikutnya adalah melakukan langkah atau tindakan. Tahap inilah yang disebut sebagai wikrama.
e)      Logika
Logika artinya berdasarkan akal pikiran. Dalam tahapan wikrama atau pelaksanaan tentunya akan berhadapan langsung dengan tantangan-tantangan yang timbul. Dalam pelaksanaan sesuatu tugas yang telah diperhitungkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional harus dijadikan landasan. Tidak dibenarkan melakukan wikrama dengan pertimbangan yang di dorong oleh gejala nafsu semata dan tergesa-gesa.

c.       Asta Brata

Asta Brata adalah istilah yang dipergunakan untuk memberi nama terhadap delapan sifat dewa dalam ajaran Hindu, yang merupakan simbolisasi sifat yang harus dimiliki oleh raja. Tingkah laku raja harus memiliki persamaan dengan hakikat delapan dewa Hindu. Untuk pertama kali istilah Asta Brata dijumpai dalam kekawin Ramayana.
a)      Indra Brata, maksudnya adalah bahwa pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat dewa Indra yaitu sebagai dewa hujan. Hujan adalah sumber kemakmuran, karena tanpa hujan tumbuh-tumbuhan tidak akan hidup. Raja harus memakmurkan seluruh rakyatnya.
b)      Yama Brata, Yama adalah penegak kebenaran. Yama brata maksudnya ialah pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Yama yaitu menegakkan kebenaran dan keadilan, memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang diperbuat. Jadi pemimpin harus bertindak objektif.
c)      Surya Brata, maksudnya ialah mengikuti sifat-sifat surya memberikan penerangan menyeluruh dan merata. Jadi para pemimpin dalam memberikan penerangan terhadap rakyat harus menyeluruh agar seluruh lapisan masyarakat memahaminya. Demikian pula dalam mencari hal-hal yang perlu sebagai masukan dari rakyat harus adil dan tepat, secara merata, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
d)     Chandra Brata, atau sasi brata maksusnya ialah seeorang pemimpin hendaknya dapat menampilkan wajah yang tenang berseri-seri dan lemah lembut sebagaimana halnya sinar bulan yang menyejukkan, demikian pulalah hendaknya pemimpin dapat menyejukkan hati masyarakat. Dengan penampilan lemah lembut dapat menghilangkan rasa takut masyarakat terhadap pimpinannya. Kalau Indra Brata pada dasarnya pemimpin dapat memberikan kesejahteraan material, maka Sasi Brata lebih menekankan pada kebutuhan rohani.
e)      Bayunila Brata, maksudnya ialah agar pemimpin sebagaimana sifat-sifat ingin memasuki semua pendapat yang sekecil mungkin , dalam penerimaan data atau laporan-laporan hendaknya menyelidiki juga kebenarannya, sedapat mungkin dari sumber yang paling bawah sekalipun, tanpa harus diketahui oleh masyarakat. Jadi maksudnya pemimpin sewaktu-waktu mencari data langsung untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya secara diam-diam.
f)       Kuwera Brata, atau juga disebut Dhanaba Brata. Kuwera atau Dhanaba adalah dewa kekayaan atau dewa uang. Dengan Kuwera brata dimaksudkan agar setiap pemimpin tahu mempergunakan uang dengan baik agar tidak terjadi pemborosan. Di samping itu selalu memperhatikan dan mengatur dirinya, sehingga tidak timbul kesan bahwa pemimpin tidak dapat mengatur dirinya sendiri. Inilah salah satu aspek kepemimpinan yang menyangkut hubungan atasan dengan bawahan atau personal relation yang merupakan bagian dari public relation. Sikap rapi atau sikap cermat bukan hanya dalam berpakaian saja tetapi juga hal-hal lainnya dalam penampilan sehari-hari.
g)      Baruna Brata, Baruna adalah dewa laut yang mempunyai senjata ampuh Nagasapa. Dengan Baruna brata dimaksudkan pemimpin atau kepala Negara hendaknya berusah keras dengan segala kemampuan melenyapkan segala hal-hal yang mengganggu keamanan masyarakat, dan dengan demikian mengikat pendapat rakyat (public opinion). Sarana untuk mengikat pendapat masyarakat ialah pemimpin harus banyak memiliki pengetahuan. Dengan pengetahuan yang luas akan mudah memecahkan masalah, sehingga selalu mendapat kepercayaan masyarakat, karena masyarakat yakin pemimpin selalu dapat memecahkan setiap kesukaran, dan akan mampu menampung aspirasi masyarakat.
h)      Agni Brata, Agni adalah dewa Api, dengan agni brata dimaksudkan agar setiap pemimpin mempunyai sifat-sifat berani dalam menghadapi rintangan-rintangan dengan tuntas dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Di samping itu pemimpin harus mampu mengorbarkan api semangat kerja bawahan. Untuk dapat mengorbarkan semangat bawahan, maka pemimpin sendiri harus mempunyai api semangat yang besar pula, sehingga ia dapat dijadikan panutan. Inilah pokok-pokok dari Agni Brata yang dapat digunakan dalam hubungan pemimpin dan bawahan, baik dalam organisasi maupun kepemimpinan negara.

Dari uraian-uraian diatas kiranya asta brata dapat dijadikan pedoman dalam manajemen terutama bagai pucuk pimpinan dalam usaha mencapai suatu tujuan, tanpa mengabaikan rasa kemanusiaan dari semua pihak baik pimpinan maupun yang dipimpin. Ditinjau dari kurun waktu asta brata diciptakan (digubah) benar-benar merupakan hasil pemikiran masa lampau yang sangat tinggi. Dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam asta brata sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, penerapan teori kepimpinan ini masih relevan dengan kepemimpinan modern. Sebagai suatu warisan budaya dari masa lalu asta brata masih dapat diterapkan pada masa kini maupun masa yang akan dating.

d.      Asta Dasa Paramiteng Prabu
Dalam lontar a dasa paramiteng prabu terdapat uraian tentang ajaran-ajaran penting yang patut diteladani mengenai tugas seorang pemimpin. Sesuai dengan namanya ada delapan belas ilmu kepemimpinan yang diajarkan dan diterapkan oleh Maha Patih Gajah Mada pada zaman keemasan kerajaan Majapahit. Adapun kedelapan belas prinsip-prinsipyang harus dihayati dan diamalkan oleh seorang pemimpin adalah :
a)      Wijnana artinya seorang pemimpin harus mampu bersikap tenang, sabar, dan bijaksana serta tidak cepat panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan.
b)      Mantri Wira artinya berani membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah dan selalu membela serta menegakkan kebenaran dan keadilan.
c)      Natangguan, artinya mendapatkan kepercayaan rakyat.
d)     Satya Bhakti Prabu artinya memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tinggi dan sanggup bertindak dengan penuh kesetiaan demi negara.
e)      Wagmiwak artinya pandai mengemukakan pendapat, pintar berbicara, dengan tutur kata yang teratur tertib dan sopan serta menggugah perasaan dan semangat masyarakat.
f)       Wicaksaneng naya artinya cerdik, pandai berdiplomasi dan bersiasat serta menguasai taktik dan strategis.
g)      Sarjawa Upasama artinya rendah hati, tidak sombong walaupun menjadi pemimpin yang berkedudukan tinggi.
h)      Diratsaka artinya rajin dan tekun bekerja, pimpinan terus berani bekerja keras, memusatkan cipta, rasa dan karsa serta karyanya untuk mengabdi kepada negara dan rakyat.
i)        Tan Satresna artinya tidak boleh memihak atau terikat pada salah satu golongan atau memihak pada sanak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasi segala paham golongan, sehingga pemimpin yang demikian mampu memersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk mensukseskan cita-cita bersama.
j)        Masebi Samasta Bhuana artinya mencintai semesta alamsenang melestarikan lingkungan hidup sesuai karunia Tuhan Yang Maha Esa.
k)      Sih Samasta Bhuana artinya dicintai oleh segenap lapisan masyarakat karena kepribadian memikat.
l)        Negara Gineng Pratidnya artinya selalu mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi maupun golongan.
m)    Dibyacita artinya lapang dada mau mendengar dan bersedia menerima pendapat dan pandangan orang lain.
n)      Sumantri, artinya tegas dan jujur.
o)      Nayaken Musuh artinya dapat menguasai musuh baik dari dalam maupun luar, termasuk musuh-musuh yang ada dalam dirinya sendiri.
p)      Ambeg Parama atha artinya pandai memilih prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan masyarakat.
q)      Waspada Purbawisesa artinya selalu waspada dan mau melakukan mawas diri.
r)       Prasaja artinya hidup sederhana.
Demikian uraian tentang asta dasa paramiteng prabhu, ajaran kepemimpinan yang sudah diterapkan oleh Maha Patih Gajah Mada, kedelapan belas prinsip-prinsip itu dijiwai oleh ajaran moral agama.

e.    Nawa Natya
Dalam sebuah naskah lontar yang berbahasa Jawa Kuno bernama “Nawa Natya” terdapat uraian yang memberikan petunjuk bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam memilihpembantu-pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan Negara. Naskah ini merupakan pedoman dalam memilih seseorang untuk menjadi pejabat penting.
Kebijaksanaan raja dalam memilih pembantu-pembantunya diumpamakan memilih dari segunung bibit bunga yang akan ditanam dalam sebuah taman. Hendaklah dipilih bibit bunga yang harum baunya, indah warnanya, tidak cepat layu serta mempunyai manfaat yang utama, memberikan kepuasan bagi yang melihatnya dan menyentuhnya.
Adapun orang-orang yang patut dipilih sebagai pemimpin untuk membantu raja adalah orang-orang dengan persyaratan sebagai berikut :
a)      Praja Vidagda, bijaksana dan mahir dalam berbagai cabang ilmu dan teguh pendirian.
b)      Virasarvayuddha, pemberani, pantang menyerah dalam pertempuran.
c)      Pramartha, mempunyai  sifat dan luhur.
d)     Dhirostsaha, ulet dalam mensukseskan tugas.
e)      Pragivakya, pandai berbicara dan mempengaruhi massa.
f)       Samaupaya, setia pada janji atau sumpah.
g)      Laghavangarta, tidak pamrih terhadap harta benda.
h)      Wruh ring sarwa bhrasta, tahu mengatasi permusuhan.
i)        Viveka, mampu membedakan antara yang salah dan yang benar, baik dan buruk.


2.      Raja Niti dan Danda Niti
Berbicara tentang kepemimpinan dalam ajaran agama hindu , mengingatkan kita akan kebesaran nama Maharsi Kautilya. Beliau dikenal  juga dengan nama Maharsi Chanakya. Maharsi Kautilya merupakan konseptor dalam penataan sistem pemerintahan di Kerajaan Magadha, yang saat itu dipimpin oleh putra mahkota bernama Chandra Gupta yang memerintah kurang lebih tahun 350 SM. Ilmu pengetahuan yang disusun oleh Maharsi Kautilya yaitu Arthasastra. Kitab ini lebih dikenal dengan  nama Danda Niti dan pernah juga disebut Raja Dharma atau Raja Niti dan Kautilya Arthasastra.
Sejarah membuktikan bahwa agama hindu tidak saja merupakan agama yang tertua keberadaanya didunia, melainkan juga sebagai agama yang mampu menjiwai seluruh aspek kehidupan umat manusia. Hal ini disebabkan karena agama hindu yang disebut dengan nama Sanathana Dharma diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi untuk meningkatkan peradaban hukum atau aturan yang dapat membimbing umat manusia untuk mewujudkan tujuannya yang dikenal dengan istilah “ Moksartham jagadhita ya ca iti dharma”.
Banyak orang yang bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak di antara yang bersangkutan bisa menjadi pemimpin karena yang bersangkutan hanya memahami dan mengerti tentang kepemimpinan. Apakah kepemimpinan itu dan siapakah pemimpin itu.

Perjalanan suatu organisasi, apakah dalam skala kecil ataupun besar ditentukan oleh para pemimpin dan kepemimpinannya. Maju mundurnya organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinana para pemimpinnya dalam mengemban tugas kepemimpinannya. Tanpa kepemimpinan yang handal, penuh dedikasi, memiliki komitmen pada cita-cita dan berwibawa, sulit dibayangkan bahwa suatu organisasi akan akan mampu bergerak menuju cita-citanya.
Lontar Rajaniti secara jelas menggambarkan keadaan suatu Negara tanpa kepemimpinan tanpa kepemimpinan seorang pemimpin yang tangguh dan berwibawa. Negara yang demikian itu diibaratkan bagaikan perahu tanpa kemudi, pasti hancur diterjang ganasnya badai samudra keangkara murkaa.
Pemimpin adalah seorang yang memiliki wibawa dan kemampuan untuk menggerakkan orang lain guna bersama-sama berupaya mencapai tujuan yang dicita-citakan. Kepemimpinan adalah seni untuk menggerakan orang lain guna mencapai tujuan tertentu atau tujuan bersama. Hakekat kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Dengan kata lain kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi langsung atau tidak langsung, dengan maksud menggerakkan orang lain agar dengan penuh kesadaran dan pengertian berpartisipasi aktif dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Tanpa masyarakat yang dipimpin seorang pemimpin tidak mempunyai fungsi dan kehadirannya tidak mempunyai arti,
            Rgveda X.91.2 menyatakan :
“janam janam janya nati manyate, visa a kseti visyo visam visam,” Artinya : “Pemimpin bagaikan api, adalah tokoh yang mencintai sesame dan tidak membenci kepada siapapun. Dia dermawan bagi seluruh rakyatnya. Dia hidup ditengah-tengah rakyatnya. Dia melayani setiap umat manusia.”
Seorang pemimpin harus mencintai, mengayomi dan melayani masyarakat yang dipimpinnya. Setiap organisasi memerlukan kepemimpinan yang bukan saja mampu melahirkan gagasan-gagasan pembaruan, tetapi juga mampu berbuat atau melahirkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama dengan mengerahkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.

1.1 Fungsi Kepemimpinan
      Dalam rangka mengarahkan dan mengendalikan organisasi untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan prinsip-prinsio dan nilai-nilai moral, etika dan spiritual yang dijunjung tinggi, maka setiap pemimpin organisasi, harus melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Fungsi mengacu kepada keadaan gerak, kepada aktivitas tindakan riil dan konkrit sebagai pelaksanaan tujuan. Tujuan tanpa fungsi steril. Sedangkan fungsi tanpa tujuan suatu yang tidak mungkin.
      Memiliki kepemimpinan berarti menguasai seni dan teknik  melakukan tindakan seperti meberikan perintah, teguran, anjuran, pengertian, menerima masukan, meperkuat identitas organisasi, memupuk semangat korps dan menananmkan disiplin.
      Sebelum membicarakan fungsi kepemimpinan, terlebih dahulu perlu dikemukakan secara garis besar berbagai ciri yang perlu dimiliki oleh pemimpin agar dapat melaksanakan fungsi kepemimpinan dengan baik.
        Dalam pewayangan sering digambarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat ratu yaitu bijaksana dan adil, sifat pandito yaitu arif, waspada dan mampu menjangkau ke masa depan dan sifat petani yaitu seadanya, jujur dan bersahaja.
      Sedangkan para ahli ilmu kepemimpinan merumuskan 8 ciri kepemimpinan yaitu:
a)      berbudi luhur, cerdas, dan memiliki kepribadian yang menarik serta ketahanan mental dan fisik yang prima. 
b)      Memahami misi yang diemban serta memiliki komitmen yang kuat untuk menyukseskan misi yang diemban itu.
c)      Memiliki perhatian yang tinggi kepada orang lain.
d)     Memiliki integritas pribadi dalam menerapkan standar moral tunggal dalam kehidupan public maupun pribadi.
e)      Bersikap persuasive dan kritis.
f)       Berdedikasi tinggi untuk meraih kemajuan organisasi.
g)      Bertanggung jawab
h)      Mampu menggalang solidaritas
Sedangkan di dalam lontar Rajaniti dikemukakan beberapa cirri orang yang tidak patut dijadikan pemimpin antara lain:
a)      Dhirgarogi, yaitu orang yang sakit-sakitan, tidak patut dijadikan pemimpin, karena kemampuan fisik dan mentalnya tidak dapat diandalkan untukmengemban tugas kepemimpinan yang menuntut kemampuan prima.
b)      Dhibatibahikreti, artinya orang yang bermuka dua juga tidak patut dijadikan pemimpin, karena ia akan menerapkan standar ganda dalam melaksanakan tugas, sehingga akan membahayakan kelangsungan hidup organisasi.
c)      Bhirujanana, artinya orang yang takut pada istri/suami, tidak patut  dijadikan pemimpin sebab kebijaksanaan akan mudah dipengaruhi oleh istri/suaminya. Hal ini dapat menjerumuskan organisasi pada nepotisme.
d)     Bhinukan, artinya seseorang yang penakut tidak pantas diangkat menjadi pemimpin, karena orang yang penakut tidak berani mengambil keputusa, tidak berani bertanggung jawab.
e)      Sama loba lubdajana, yaitu seorang yang loba atau tamak jangan sekali dijadikan pemimpin, karena akan menjadikan organisasi sebagai alat memuaskan nafsu lobanya.
f)       Aneka citta matrascah, artinya orang yang tidak suka beribadah, tidak patut dijadikan pemimpin karena bisa merusak kehidupan etika, moral dan spiritual masyarakat.
g)      Adestake, yaitu seorang yang tidak suka tinggal di lingkungan masyarakat yang dipimpinnya, tidak boleh dijadikan pemimpin karena akan jauh dari masyarakatnya, sehingga tidak mungkin akan memberikan pengayoman dan bimbingan kepada mereka yang dipimpinnya.
h)      Lokeyuktekaleyasca, artinya orang yang tidak memperhatikan aspirasi rakyatnta tidak patut dijadikan pemimpin.
Apabila dicermati cirri-ciri kepemimpinan seperti diuraikan diatas intinya bertalian dengan kepribadian yang luhur, kecerdasan, kemampuan mental, dan fisik dan komitmen pada misi. Singkatnya kepemimpinan cenderung dikatakan sebagai cirri kepribadian yang tangguh, mengingat beratnya fungsi yang diembannya.
Kepemimpinan menurut para ahli manajemen dipandang sebagai inti dari manajemen. Keberhasilan manajemen akan ditentukan oleh keberhasilan dalam memengaruhi orang lain, dalam mengarahkan dan mengendalikan orang lain kea rah pencapaian tujuan bersama. Karena itu seseorang yang menjalankan fungsi manajemen berkewajiban mempengaruhi orang lain agar tetap melaksanakan tugas dengan baik, memiliki dedikasi terhadap organisasi dan tetap terpanggil untuk mencapai tujuan organisasi.
Karena itu menurut pakar manajemen, fungsi kepemimpinan pada dasarnya sejalan dengan fungsi manajemen yaitu melakukan perencanaan, penggerakan dan pengawasan.
Fungsi perencanaan menyangkut penentuan tujuan dan proses penyiapan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Fungsi penggerakan dapat diartikan membuat orang yang dipimpin bergerak melakukan berbagai aktivitas yang terarah  untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Penggerakan dengan demikian menuntut kemampuan mengarahkan sumber daya dan segenap jajaran organisasi, membangkitkan semangat dan kegairahan untuk melakukan berbagai aktivitas menuju tujuan bersama.
Fungsi pengawasan menyangkut segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin, bahwa berbagai kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan mengukur apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan, serta mengadakan tindakan perbaikan dan penyesuaian yang dipandang perlu.
Menurut para ahli ilmu social, fungsi kepemimpinan lainnya adalah :
a)      Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam organisasi. Keputusan yang tepat dan mudah dilaksanakan akan mengantarkan organisasi pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Pengambilan keputusan menjadi fungsi penting kepemimpinann. Melalui fungsi pengambilan keputusan ini arah dan kebijaksanaan organisasi dikendalikan. Tidak setiap orang dalam organisasi boleh mengambil keputusan. Dalam pengambilan keputusan perlu diperhatikan kompleksitas masalah, metode dan teknik pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil tepat, cepat, memuaskan dan dapat dilaksanakan dengan baik.
b)      Pengembangan Loyalitas
Pengenmbangan loyalitas atau kesetiaan segenap jajaran organisasi kepada cita-cita ornasisasi merupakan bagian penting dari fungsi kepemimpinan. Loyalitas tersebut dikembangkan atas dasar kedasarandan keyakinan pada tujuan-yujuan mulia yang hendak dicapai bersama. Loyalitas akan menumbuhkan rasa kebersamaan, kerelaan berkorban, kegairahan untuk berperan aktif melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi. Di dalam Mahabharata terdapat satu sloka tentang kepemimpinan Prabu Dasaratha sebagai berikut :
“Inakekenang bhuwana kabeh ya ta donira mangjanma, pararthagumawe sukaning rat, sukaning rat yateka ginawenya,” artinya “Mencapai kebahagian masyarakat itulah tujuan keberadaan Sang Dasaratha, mengutamakan kesejahteraan seluruh masyarakat itulah yang selalu dikerjakannya.” Kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat akan semakin mantap legitimasi kepemimpinannya.
c)      Memberikan Pengayoman
Di dalam Yayurweda XIII.30 dikemukakan antara lain sebagai berikut : “Acchinnapatrah praja anuviksasva,” yang artinya “Wahai pemimpin lindungilah masyarakatmu, tanpa merugikan mereka.”
Kepemimpinan seorang pemimpin ditentukan oleh kemampuannya memberikan pengayoman kepada warga negaranya yang menderita, yang kesusahan, yang menemui kesulitan dan pertolongan. Melalui fungsi pengayoman ini kepemimpinan menciptakan rasa aman dan tentram  di hati masyarakatnya, sehingga masyarakat bebas dari rasa takut, kreatif dan aktif berkarya untuk kebahagiaan bersama.
d)     Menciptakan dan memelihara keharmonisan
            Menciptakan dan memelihara keharmonisan merupakan salah satu fungsi penting kepemimipnan, agar berbagai kepentingan yang berbeda-beda itu dapat disalurkan secara kreatif dengan mengutamakan kepentingan bersama. Menciptakan keharmonisan tidak berarti melakukan penyeragaman. Tetapi melakukan penataan, menempatkan pada proposinya dan meberikan peranan sesuai dengan kapasitasnya dalam satu semangat membangun misi yang sama. Keharmonisan tersebut perlu terus dipelihara agar mekanisme organisasi berjalan tertib dan lancer.
e)      Melakukan Pembaruan
                  Fungsi pembaruan membuat kepemimpinan seseorang tidak ketinggalan zaman, tetapi selalu dapat mengikuti bahkan mengarahkan dinamika kehidupan oranisasi untuk mencapai tujuannya. Selain itu pembaruan dipelukan untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan keadaan demi terjaminnya kesinambungan dan peningkatan berbagai aktivitas organisasi guna mencapai tujuan.
           
Sadwarnaning Rajanitis

Untuk menentukan sifat kepemimpinan maupun ciri-ciri kepribadian yang harus dimiliki seorang pemimpin tidak semudah yang diperkirakan.banyak teori yang telah dikemukakan. Banyak pendapat di ketengahkan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin memang kompleks, karenaterkait dengan tujuan organisasi, ruang lingkup organisasi, tantangan zaman yang dihadapi, wilayah dan masyarakat di mana pemimpin berkiprah dan lain-lain.
            Meskipun  demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa seorang pemimpin adalah pribadi yang memiliki berbagai kelebihan yang dapat diandalkan dalam mengemban  tugas dan tanggu jawabnya melaksanakan misi kepemimpinannya.
            Masalah sifat-sifat atau persyaratan yang harusdimiiki oleh seorang pemimpin telah menarik pemikiran para arif bijaksana sejak berabad-abad yang lalu. Di dalam bukunya substance of  hindu polity. candra prakash bamri. Mengemukakan syarat kepemimpinan yang disebut dengan sad Warnaning Rajaniti. Sad Warnaning berarti enam persyaratan atau sifat-sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu ;
a.      Atmasampad ( berkepribadian mulia/luhur)
Syarat utama seorang pemimpin adalah berkepribadian mulia /luhur , karena ia akan dijadikan suri teladan oleh masyarakatnya.
            Pikiran, perkataan dan berbuatanya sangat berpengaru bagi masyarakat luas. Melalui yang luhur itu seorang pemimpin memelihara budi pekerti kemanusiaan dan memegang teguh cita-citamoral rakyat yang luhur. Pemimpin yang luhur akan memperoleh kewibawaan.
            Mahatma Gadhi pemimpin bangsa india yang tidak pernah menduduki jabatan resmi , tetapi berwibawa kepemimpinannya diakui oleh seluruh rakyat india bahkan disegani oleh kaum penjajah yang menindas rakyat india.
            Makhatma Gadhi memiliki kepribadian yang luhurdan secara konsisten melaksanakan nilai-nilai yang ia pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pradnya (cerdas/ijaksana)
Seorang pemimpin menghadapi beraneka ragam masalah dari yang bersifat individu maupun sosial, dari yang teknis maupun strateis, dari yang kecil maupun yang besar .
semua itu harus dapat dicari jalan keluarnya dan sering eptuan harus cepet diambil
c.       Utsaha (kreatif, kerja keras)
Seorang pemimpin menjadi sumber inspirasi dan motivator untuk menggerakan masyarakat berusaha kerasberkarya mencapai tujuannya. Berhubung dengan itu seorang pemimpin harus kreatif selalu dalammemberikan semangat untuk mengembangkan cipta, rasa, dan karsa masyarakat kreativitas dan usaha keras pemimpin yang penuh pengabdian pada tujuan akan meningkatkam dinamika organisasi untuk terus bergerak maju menjawab tantangan mengatasi rintangan.
Kreativias pemiimpin menyebabkan seorang pemimpin memenangkanpertempuran dan usaha keras menyebabkan pemimpin memenangkan peperangan.
            Tidak ada sesuatu tujuan yang dapat dicapai tanpa usaha keras. Tujuan mulia organisasi hanya dapat direalisasikan dengan usaha keras tak kenal menyerah seorang pemimpin bersama-sama jajaran organisasinya.pemimpin harus menjadi pelapor dan berdiri palig depan dala mengembangkan kreativitas dan berusaa keras pantang menyerah untuk mencapai cita-cita.

d.      Abhigamika(berkepribadan menarik)
Pemimpin selain memiliki kepribadian luhur, kecerdasan yang tinggi, pekerja keras penuh disiplin , memiliki kepribadian yang mnarik. Mereka juga mimiliki daya pesonayang bisa menggugah perasaan masyarakat menarik simpati masyarakat sehingga dengan suka rela mengikuti pemimpinnya.
e.   Sakya Samanta (bisamenyadarkan dan mengontrol bawahan)
Pimpinan harus bisa menyakinkan orang-orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan kewajiban secara sadar dan penuh tanggung jawab. Orang-orang yang tidak bergerak mengikuti tuntunan dan bimbingan pemimpinnya dengan penuh kesadaran akan menunaikan kewajibannyadengan sebaik-baiknya sampai tuntas.
  1. AksudraParisatha (mampu memimpin persidangan )
Seorang pemimpin dalam kegiatan pengambilan keputusan sering-sering harus memimpin persidangan, sabha atau rapat-rapat. Karena itu ia harus memiliki kemampuan mengatur jalannyapersidangan supaya tertib dimana setiap orang mendapat kesempatan yang cukup untuk urun rembug mengemukakan pendapat. Seorang pemimpin harus mampu secara arif mengakomodasikan berbagai pendapat yang konstruktif. Kesimpulan yang diambil hendaknya dicerminkan pendapat-pendapat yang berkembang sehingga semua pihak merasa dihargai pendapatnya dan karena itu mempunyai komitmen untuk melaksanakannya. Pengetahuan dan pengalaman yang luas serta objektivitas dalam menilai pendapat-pendapat yang berkembang sangat diperlukan oleh seorang pemimpin yang ingin berhasil memimpin persidangan.

oLEH :
  Ni Ketut Arisantiani                                 
 Ida Ayu Made Udiani                          
 Ni Komang Tri Novita Sari                 
 Ni Kade Dudelama Baoca Malini               



1 comments:

Unknown mengatakan...

Uraian yang sangat bagus dan bermanfaat!

Posting Komentar