Curhatan waktu aku masih SMP :)
Seminggu sebelum ujian nasional tingkat
SMP dimulai. Aku mempersiapkan diri secara matang. Aku tidak lagi menonton TV
sampai puas, melainkan aku mengganti kegiatanku itu dengan belajar lebih giat
lagi dan memantapkan keempat bidang studi yang akan diujikan. Tidak ada lagi
sms-sms ria dengan teman-teman malam harinya. Karena memang pada saat itu hpku
tidak berisi pulsa. Aku sengaja memfokuskan diri demi tujuanku yaitu lulus dan
mendapatkan SMA favoritku. Namun, tidak disangka ternyata ada sms masuk ke hpku
malam itu. Sms itu berisi permintaan pertemanan dari sebuah nomor yang tidak
aku kenal, yang tidak ada pada kontak hpku. Tentu saja aku tidak membalas sms
tersebut karena hpku tidak berisi pulsa.
Keesokan harinya, nomor tersebut lagi mengirimkan
sms padaku. Isinya serupa dengan yang kemarin. Tapi, diakhir smsnya ada
kata-kata yang membangkitkan semangatku. Sepertinya orang yang mengirimkan aku
sms adalah orang yang telah mengenal diriku sejak lama. Setelah aku membeli
pulsa beberapa menit setelah aku membaca sms dari nomor tidak aku kenal
tersebut, maka aku memutuskan untuk membalas sms tersebut. Aku menanyakan dia
siapa, dan ia pun membalas dengan menyatakan bahwa dirinya adalah temanku dan tidak
mau menyebutkan nama karena kalau pisang masak karena karbit itu tidak akan
seenak pisang yang masak dipohonnya. Jadi aku tak boleh tahu namanya siapa
secara buru-buru. Karena smsku dibalas demikian maka aku putuskan untuk tidak
membalas smsnya lagi. Di hpku, aku menyimpan nomer hpnya di kontak dengan nama
J, entah kenapa hanya huruf itu yang ada di benakku. Jadi aku memutuskan J
adalah nama sementara bagi nomer tidak dikenal itu. Kemudian aku teringat satu tujuanku yaitu lulus, maka aku kembali ke
kegiatanku yaitu belajar dengan giat dan melupakan sms-sms dari si J tersebut.
Setiap hari J selalu mengirimkan sms ke
hpku. Selalu berisi pesan-pesan yang membangkitkan semangat belajarku atau puisi
yang aneh-aneh. Salah satu pesan yang ia kirim padaku yaitu ”Duniamu semanis garam
dan sepahit gula”. Aku tak mengerti makna dari kalimat tersebut. Karena
dibalik-balik. Lalu aku balas, maksudnya?. Kemudian, ia menelponku dan
mengatakan, ” Nik belajarlah, ujian tinggal 2 hari lagi, MJ hehehe”. Aku belum
sempat menjawab tapi, ia telah memutuskan telepon tersebut. Aku hanya menghela
napasku dan yang terkenang di pikiranku hanyalah ia adalah makhluk misterius
dan aneh, dari suaranya aku mengenalinya, kalau ia itu laki-laki. Karena begitu
misterius dan aneh serta ujian nasional
sudah di ambang pintu, maka ia tidak aku pedulikan. Biarkan anjing
menggonggong, hanya itu yang ada dihatiku. Setiap ia sms, tidak lagi aku balas.
Setiap ia menelpon, tidak lagi aku angkat. Karena aku hanya fokus pada
pelajaran yang akan diujikan. Walaupun smsnya tidak aku balas namun ia selalu
memberiku semangat dan mengingatkanku
untuk selalu belajar dengan giat, jangan
lupa makan serta ingat selalu sembahyang. Sepertinya aku mengenal ia namun aku
lupa, apakah aku punya teman seperti ia apa tidak.
Ujian Nasional berlangsung singkat, hanya
empat hari dan pengumumannya akan diumumkan sebulan lagi atau lebih. Pada hari
pertama ujian, aku merasa gugup dan takut. Namun pada hari berikutnya aku mulai
tenang dan lebih percaya diri. Ujian pun usai, dan si J pun mulai mengirimkan
pesan yang aneh-aneh lagi ke hpku. Karena ujian telah usai, aku putuskan untuk
mengungkap siapa orang misterius ini. Karena dari awal ia sms, aku merasa kenal
namun lupa dan sms darinya membuat aku bangkit dan semangat. Itu yang
menyebabkan aku ingin lebih mengenalnya.Saat ia menelponku diakhir
pembicaraannya berisi kata MJ. Apakah ia tahu aku sangat ngefans pada Michael
Jackson atau itu hanya kebetulan belaka. Entahlah, aku bingung menerka-nerka
yang ada di benakku. Yang pasti, aku senang sekali jika ada orang yang bilang
MJ atau Michael Jackson idolaku. Setelah ujian aku merasa tenang karena aku
benar-benar bisa menikmati hari-hariku dengan santai, tanpa beban dan tanpa pr
.
Sesuai rencana, aku pun mulai mencari tahu
siapa J sebenarnya. Tapi usahaku hanya sia-sia saja. Semua temanku tidak ada
yang tahu siapa J dan J tetap bersikukuh mengatakan bahwa ia temanku yang tidaak
mau menyebutkan nama. Aku heran, ia dulu
bilang tidak mau seperti pisang masak karena karbit, tapi aku dan J sudah saling kirim pesan beberapa minggu.
Berarti sudah lama dan kalau diibaratkan seperti pisang masak dipohon bukan
dengan karbit yang terburu-buru atau instan. Tapi J terus tidak mau mengaku
namanya siapa. Karena demikian apa boleh buat, aku hanya bilang padanya kalau
ingin berteman denganku ia harus mengatakan nama, alamat, lengkap. Ia pun
membalas iya dan mengaku sejujurnya padaku. Aku memahami mengapa ia berlagak
misterius seperti itu, alasannya ia takut aku tidak mau berteman dengannya.
Padahal aku mau berteman dengan siapa saja asalkan bertujuan baik dan tidak
menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif. Tapi, ia berpikir demikian, aku
hanya bisa menerimanya saja sebagai temanku karena ia selalu ada untukku
walaupun hanya di sms dan telepon. Kemudian ia bercerita panjang lebar dan aku
baru ingat. Sebenarnya aku telah mengenalnya sewaktu aku masih duduk di bangku
SD. Tapi, aku lupa dan benar-benar lupa padanya. Ia mengatakan bahwa ia
melihatku di rumah saudaranya beberapa waktu lalu, ia meminta nomor hpku pada
salah satu saudaranya tersebut dan memberiku semangat karena ia ingin berteman
denganku.
Hari-hariku semakin berwarna setelah
kehadirannya. Namun kebahagiaanku sedikit terganggu karena kegelisahanku. Telah
ribuan hari aku lewati, berbagai hal telah aku alami dengan dan tanpa dirinya.
Namun, diantara semua hari yang aku
lewati itu dan berbagai hal yang aku alami, ada hari dimana hidup dan matiku
dipertaruhkan. Hari yang paling aku tunggu-tunggu selama sebulan ini. Hasil
kerja kerasku selama tiga tahun yang diuji melalui ujian nasional yang
berlangsung selama empat hari itu akan diumumkan hari ini. Si J terus
mendukungku dan selalu memberiku semangat. Walaupun aku sudah tahu siapa ia
tapi, aku lebih senang memanggilnya J. Karena
menurutku lebih simpel saja. Kalau aku ingat ia aku akan tenang, kalau aku
ingat hari ini aku takut, aku gelisah dan was-was. Semua rasa tercampur jadi
satu. Aku takut hasil kerja kerasku selama ini akan sia-sia namun aku berusaha
optimis karena aku yakin aku bisa namun keraguan masih terasa di dalam hatiku.
Pokoknya aku bingung, aku tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaanku. Tidak
dapat aku lukiskan, tidak bisa aku gambarkan. Bahkan sehari sebelum pengumuman
kelulusan aku hampir pergi ke sekolah untuk melihat pengumuman kelulusan karena
kurang sabar. Aku bangun dari tidur siangku yang terasa singkat pukul 6 sore,
tanpa berpikir panjang aku pun segera mandi dan memakai seragam sekolah.
Kemudian adikku meledekku, aku pun baru sadar ternyata sekarang ini sore hari
bukan pagi hari. Aku sadar akan kebodohanku setelah melihat di TV ada kartun
favoritku, Spongebob. Waduh, setelah melihat spongebob di TV aku langsung
mengganti seragam sekolahku dengan pakaianku dirumah.
Aku menceritakan ini pada J dan ia juga
meledekku. Aku kesal juga dan merasa menyesal telah curhat padanya. Aku merasa
malu kepada J dan adikku sebab
kebodohanku ini. Keesokan harinya, pagi-pagi J sudah membangunkan aku dan
mengatakan selalu berdoa untukku dan percaya yang terbaik akan hadir padaku.
Setengah jam kemudian, aku sudah siap berangkat ke sekolah untuk melihat
pengumuman kelulusan. Dari rumah aku telah membaca berbagai macam mantra yang
aku bisa agar kegalauan hatiku bisa sedikit teratasi. Saat pengumuman kelulusan
waktu SD aku sama sekali tidak merasa gelisah, aku bisa santai dan tenang-tenang
saja. Bahkan setelah ujian aku juga merasa santai dan tidak takut. Namun saat
pengumuman kelulusan SMP barulah semua penyakit gelisahku keluar. Selama
perjalanan ke sekolah aku terus berdoa, walau sebelumnya aku terus berdoa namun
saat itu aku berdoa terus sampai-sampai aku lupa meminta uang saku kepada orang
tuaku. Baru sampai di depan Indomaret aku baru sadar. Untungnya di dalam tasku masih
ada uang cadangan. Coba kalau tidak ada, pastinya aku tidak bisa jajan dan
kelaparan. Semoga aku lulus, aku pasti lulus begitu kata-kata yang selalu ada
di dalam benakku.
Saat ini, J tidak bisa menemaniku. Karena
tidak boleh membawa hp ke sekolah. Setelah beberapa puluh menit sampailah aku
di depan pintu gerbang sekolahku, Suspensa. Aku baca motto sekolah ”Datang
untuk belajar, Pergi meraih cita-cita”. Semoga motto itu berlaku untukku.
Datang kesini sekarang untuk melihat pengumuman dan pergi untuk meraih
cita-citaku bersekolah di SMA favoritku. Setelah tergesa-gesa pergi ke sekolah,
ternyata pengumuman tidak ditempel tepat pukul 7.30 seperti yang diumumkan
sebelumnya. Sambil menunggu pengumuman kelulusan aku dan teman-teman masuk ke
ruangan yang bagaikan rumah sendiri. Di ruangan itu menimba ilmu, di ruangan
itu melakukan canda tawa, di ruangan itu menemukan teman baru dan guru-guru
yang mengajar dengan baik. Hari ini mungkin hari terkhirku dan teman-teman
kelas sembilan duduk bersama teman-teman yang lainnya sambil mengenang
kebersamaan selama ini. Kadang kami tertawa sampai perut dan pipi terasa sakit.
Namun sejujurnya di hatiku kegelisahan masih merajalela. Aku berharap dan
benar-benar mengharapkan agar semua siswa kelas sembilan Suspensa lulus dan
mendapatkan sekolah favorit masing-masing. Karena kalau ada yang tidak lulus
pasti tidak bisa merayakan hari kelulusan dengan suka cita. Apalagi kalau yang
tidak lulus itu aku, amit-amit, aku optimis lulus, aku pasti lulus.
Setelah sejam menunggu akhirnya pengumuman
kelulusan di tempel. Semua siswa kelas sembilan berebutan menuju papan
pengumuman. Aku rela berdesak-desakkan bahkan sampai saling injak kaki antar
teman, rasa sakit itu tidak terasa karena satu tujuanku sekarang yaitu melihat
pengumuman kelulusan dan berteriak aku lulus. Setelah beberapa menit aku
mencari-cari ternyata namaku ada di daftar siswa yang lulus. Semua siswa kelas
sembilan suspensa lulus. Aku bahagia sekali. Kenapa tidak dari tadi saja
dibilang semua siswa lulus, aku kan jadinya tidak segelisah tadi. Aku menjadi
sedikit kesal karena guru-guru tidak bilang dari awal saja kalau semua siswa
lulus. Namun aku benar-benar bahagia, ada yang berpelukkan, ada yang tertawa
lebar-lebar, ada yang berekspresi datar padahal di dalam hatinya berkecambuk
kegembiraan yang meluap-luap hingga tidak bisa dikeluarkan karena rasa gembira
itu tidak bisa dilukiskan dan ada yang hanya senyum-senyum sendiri seperti
orang gila. Tapi, tidak masalah semua itu karena kelulusan seluruh siswa kelas
sembilan di sekolahku. Tapi, ini merupakan pertemuan kami yang terakhir, aku
akan kehilangan teman-temanku, kehilangan sahabat-sahabatku. Walau kami semua
mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kesuksesan namun sekolah yang kami
pilih tidaklah sama. Ada yang di SMK dan SMA. Hampir semua berbeda sekolah.
Hanya beberapa saja yang satu sekolah. Namun kebahagiaan ini mengalahkan
apapun. Lupakan segala kesedihan karena hari ini adalah hari yang paling membahagiakan. Hari
penentuan hidup dan matiku. Untungnya aku hidup. Kita berhasil usaha kita tidak
sia-sia. Setelah beberapa jam bersuka cita, semua siswa kembali ke rumah
masing-masing dengan bahagia.
Sesampai di rumah, aku melihat hpku.
Ternyata banyak pesan berisi ucapan selamat dari teman-temanku dan aku selalu
membalas pesan itu. Namun, diantara puluhan pesan tersebut terdapat sebuah
pesan yang isinya agak berbeda dari pesan-pesan sebelumnya. Pengirimnya seperti
biasa J. ”Met ngrayain kelulusan nix, jawabnya ntar,, iya dong ea jangan iya
lah. Namanya juga kedongdong bukan kedonglah ^_^ ” begitu isi pesannya. Aku tertawa
akibat ulah manusia satu ini. Aku bahagia dan membalas smsnya dengan ”iiiya aq
jwb iya deh aja,,, biar ga ada diantara kedua pilihanmu wkwkwkwkwkwkwk <;-)”. Aku bahagia sekali
berteman dengan J karena ia mengerti aku dan selalu mendengar keluh kesahku.
Hampir setiap hari, ia menelponku dan saling curhat. Aku merasa dekat dengannya.
Setiap aku memikirkannya aku merasa tenang. Dan aku lebih bahagia lagi karena
aku diterima melalui jalur TPA di Suksma, SMA favoritku.
Setelah itu libur panjang pun tiba, yang
merupakan jadwal rutin setiap tahunnya dalam rangka pergantian tahun ajaran baru
di setiap sekolah. Liburan tahun ini aku mulai belajar bekerja. Pada waktu SMP
aku berniat untuk sekolah sambil bekerja pada saat SMA. Setelah aku jalani
ternyata bekerja itu menyenangkan apalagi aku bekerja dengan temanku si J itu. Aku
banyak diajari disana. Aku nyaman bekerja disana karena aku bekerja di rumah
keluarga jauhku dan aku tidak sepenuhnya bekerja melainkan main-main dengan
adik-adik sepupuku tetapi aku diberi gaji. Aku menikmati sekali liburan ini,
liburan pertamaku dengan menghasilkan uang dari jerih payahku. Walau aku
sebenarnya lebih banyak main daripada bekerja. Aku mengalami ini hanya pada
liburan itu dan aku tidak bekerja lagi setelah mulai belajar di sekolahku yang
baru. Karena anak SMA lumayan sibuk dengan tugas-tugas yang ada sehingga sangat
melelahkan jika sekolah sambil bekerja. Tapi, hubunganku dengan J tetap
berlangsung. Walau jauh dimata namun selalu dekat di hati. Ia selalu mengirimkan
aku pesan dan menelponku serta jika ada waktu aku dan ia terkadang bertemu
sebentar. Aku dan ia selalu saling curhat, hatiku dan hatinya merasa cocok. Ia
mengatakan aku cinta sejatinya, dan aku menjalani sepenuh hati dengan bahagia
hidup sebagai cinta sejatinya.
0 comments:
Posting Komentar